Ketimbang Dibuang, Air Cucian Beras Bisa Dijadikan Pupuk, Begini Caranya

Bagikan!
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Gambar: Air cucian beras menjadi limbah harian dapur rumah tangga (Sumber: Istimewa)

lingkar-desa.com- Air cucian beras merupakan jenis limbah yang paling rutin dihasilkan dari setiap dapur tumah warga baik di kota maupun di desa. Air cucian beras tentu tidak berbahaya, malah menyehatkan bagi ternak maupun tumbuhan.

Meski demikian, karena tak diolah atau taka da wadah penampung sering air cucian beras dibuang baik itu ke tempat pembuangan limbah, tempat makan ternak ataupun ke tumbuhan.

Menurut situs resmi Kementerian Pertanian RI (pertanian.go.id) air cucian beras mengandung 90 %  karbohidrat yang berupa pati, juga mengandung vitamin, mineral dan protein serta 80 % protein beras disebut protein glutein.

Kulitas protein glutein cenderung berupa zat lisin.  Lisin sendiri merupakan asam amino esensial terbatas.  Masih dari laman yang sama menyatakankan bahwa air beras mengandung 100 % karbohidrat dalam jumlah tinggi akan membantu proses terbentuknya hormon tumbuh berupa auksin, gibbereline dan alanine. Ketiga jenis hormone tersebut bertugas merangsang pertumbuhan pucuk daun, mengangkut makanan ke sel–sel terpenting daun dan batang.

Dari struktur mikrobiologi, air beras juga punya keanekaragaman bakteri antagonis, artinya bisa melawan bakteri jahat/patogen. Juga dapat menginvasi sel telur hama kutu-kutuan menjadi pecah sebelum waktunya. Tak ayal daun yang selalu diaplikasikan dengan air cucian beras sebagai pupuk cair hayati cenderung sehat dan subur.

Berikut ini beberapa jenis mikroorganisme bermanfaat yang dihasilkan dari air cucian beras :

  1. Bakteri Pseudomonas fluorescensadalah sejenis mikroba atau mikroorganismeyang beradaptasi serta mengkloning dengan baik pada sistem perakaran (akar tanama) serta mempunyai keunggulan untuk mensintesis metabolit untuk proses menghambat perkembangbiakan patogen.
  2. Bakteri Pektolitik pectin yakni sejenis mikroba yang mensintesis karbohidrat dan asam amino untuk menghasilkan hormone tumbuh atau ZPT.

Berikut unsur hara yang terkandung dalam air cucian beras atau air leri;

Nitrogen (N)      :   70,55  ppm
Phosphor (P)     :    60,65  ppm
Kalium (K)         :    91,11  ppm
Besi (fe)              :    09,95  ppm
Boron (B)           :     06,44  ppm
Vitamin B          :    205,44 ppm
Vitamin K          :     11,12 ppm
Protein               :    185,09 ppm

Bagaimana Caranya?

Gambar: EM4 berfungsi sebagai starter bakteri dalam fermentasi air cucian beras menjadi pupuk organik cair (Foto: lingkar-desa.com)

Air cucian beras atau air leri bisa langsung diaplikasikan pada tanaman dengan menyirami tanaman setelah didiamkan beberapa menit di wadah penampung.

Meski demikian, air cucian beras juga bisa diolah menjadi pupuk organik cair dengan tambahan beberapa bahan.

Untuk pilihan kedua, dibutuhkan bahan dan alat sebagai berikut;

  • Air cucian beras kurang lebih 10 liter
  • Cairan EM4
  • Gula merah sebanyak 1/4 kg
  • Air kelapa tua sebanyak 1 liter (jika tersedia)
  • Ragi tape 1 butir (jika tersedia)
  • Wadah tertutup dengan kapasitas kurang lebih 15 liter
  • Kayu atau bambu sebagai pengaduk

Cara pembuatannya sebagai berikut;

  • Masukkan air cucian beras yang sudah tersedia ke dalam tempat penampungan.
  • Ambil sekitar 100 ml cairan em 4, kemudian masukkan ke dalam tempat penampungan yang telah berisi air cucian beras.
  • Masukkan pula parutan gula merah ke dalam tempat penampungan.
  • Masukkan air kelapa tua.
  • Hancurkan ragi tape dengan cara menumbuknya, lalu masukkan ke tempat penampungan.
  • Aduk semua bahan tersebut hingga rata dan jadi satu.
  • Tutup tempat penampungan tersebut rapat-rapat, diamkan untuk beberapa saat atau kurang lebih 7–10 hari.
  • Buka tutup wadah penampungan, dan apabila terdapat belatung atau ulat, berarti proses pembuatan pupuk dari air cucian beras telah berhasil. Pupuk pun sudah dapat diaplikasikan pada tanaman.

Sebagai catatat tambahan, ada juga beberapa contoh aplikasi fermentasi air cucian beras tanpa menggunakan ragi tape atau pun gula merah. Penggunaan bahan disesuaikan dengan ketersediaan bahan itu sendiri. Bisa dengan cukup menggunakan kombinasi air cucian beras, air kelapa, gula pasir dan EM 4 sebagai starter bakteri. * * *