
Dari dapur ke kebun. Mungkin kalimat tersebut terasa kurang sesuai. Biasanya dari kebun ke dapur. Hasil panen dari kebun seperti jagung, pisang, singkong dan sayuran lalu diolah di dapur. Hasil olahan tersebut kemudian dapat disajikan untuk dimakan bersama keluarga.
Namun, di sini posisinya terbalik. Setiap kita pasti sering mengkonsumsi pisang. Baik berupa buah segar atau diolah menjadi pisang goreng atau cake pisang.
Dalam mengkonsumsi pisang tersebut, tentu saja menghasilkan limbah berupa kulit pisang. Limbah dapur kulit pisang tersebut, jika dibuang tentu menjadi tidak bermanfaat. Jika limbah kulit pisang diolah dan dijadikan pupuk organik, maka sangat bermanfaat bagi tanaman, bernilai biologis terhadap produk pertanian dan bernilai ekonomis terhadap pendapatan masyarakat tani.
Manfaat Kulit Pisang
Kulit pisang menjadi sumber organik yang baik untuk memberikan nutrisi pada tanaman. Cara termudah menggunakan kulit pisang sebagai pupuk yaitu dengan menempatkannya di atas tanah di sekitar tanaman. Kulit pisang akan diuraikan oleh beberapa mikroorganisme yang ada di dalam tanah. Kulit pisang juga bisa dicacah atau diiris menjadi potongan-potongan kecil kemudian dicampur dengan pupuk yang biasa kita gunakan.
Kita juga bisa menggali sedikit tanah di sekitar tanaman, kemudian taruh kulit pisang ke dalam lubang galian tersebut, lantas tutup kembali dengan tanah. Mengubur kulit pisang ke dalam tanah akan mempercepat proses penguraian sehingga nutrisi dari kulit pisang akan lebih mudah diserap akar.
Karena berdaging dan lembab, kulit pisang juga dapat digunakan sebagai humus. Kulit pisang bisa menahan air dengan efisien. Kita dapat menempatkan kulit pisang ke dalam kantong plastik dan membuat lubang kecil pada kantong plastik tersebut. Kantong ini bisa ditempatkan dimana kita biasa menempatkan persediaan humus.
Tidak perlu khawatir bila kulit pisang mulai hancur atau membusuk, kita bisa selalu menambahkan kulit pisang segar ke dalam kantong plastik tersebut. Pembuatan pupuk organik dari kulit pisang dapat dalam bentuk padat atau cair.
Kulit buah pisang mengandung unsur hara kalium dan fosfor lebih banyak dari pada daging buah. Keberadaan kalium dan fosfor yang cukup tinggi dapat dimanfaatkan menjadi pupuk. Selain mengandung Kalium dan Fosfor, kulit pisang juga mengandung magnesium dan sulfur.
Alat dan Bahan
Alat yang harus disipakan adalah blender atau lesung dan alu, wadah penampung dilengkapi tutupan. Sementara itu bahan yang diperlukan tentu saja kulit pisang, air, gula pasir dan EM4.
Cara Pembuatan
- Siapkan alat dan bahan
- Kulit pisang diblender atau ditumbuk hingga membentuk cairan, lalu dicampur dengan air. Setiap 10 Kg kulit pisang, dicampur 10 liter air
- Cairan kulit pisang tersebut dicampur dengan larutan gula dan EM4.
- Diaduk hingga tercampur, lalu larutan tersebut direndam selama 3-4 hari. Setelah 3-4 hari pupuk organik cair kulit pisang siap digunakan.
Cara Penggunaan
Untuk aplikasi : setiap 1 liter pupuk organik kulit pisang cair dilarutkan dalam 5 – 10 liter air, lalu disiram ke tanaman.
Melalui pengolahan pupuk organik ini, diharapkan para petani tidak lagi membuang sisa-sisa tanaman atau kulit pisang, karena jika bahan-bahan tersebut diolah dapat bermanfaat bagi tanaman. Mari berkarya dan memanfaatkan pupuk organik dalam budidaya tanaman* * *